Pemerintah Indonesia dan Prancis Sepakat Bangun SDM Pendidikan Vokasi
Schneider Electric Indonesia turut berkontribusi menjadi industry knowledge partner dalam transformasi ekosistem pendidikan vokasi. Dalam kesempatan ini, Schneider Electric berperan sebagai penghubung antara pemerintah Indonesia dan Prancis.
Seperti diketahui, kedua negara sepakat bekerja sama untuk menguatkan pembangunan sumber daya manusia (SDM) melalui pendidikan vokasi. Program kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Prancis ini diimplementasikan dalam program Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan (SMK PK).
Total nilai bantuan yang telah diberikan oleh Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk program kerja sama tersebut senilai Rp 141,538 miliar. Sementara itu, pemerintah Perancis menyumbangkan dana senilai Rp 26,327 miliar.
Baca juga: Transformasi Energi Bersih pada Sektor Infrastruktur Kelistrikan
Adapun sasaran target dari kerja sama tersebut adalah sejumlah 124 SMK yang menyelenggarakan kompetensi keahlian kelistrikan, energi terbarukan, dan automasi industri. Hingga 2022, program ini sudah melampaui target dengan membantu 125 SMK yang tersebar di seluruh Tanah Air.
Selain pihak swasta, program tersebut juga turut melibatkan Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) serta Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Mesin dan Teknik Industri (BBPPMPV BMTI).
Melalui program up-skilling dan re-skilling guru kejuruan, program tersebut telah melatih sebanyak 340 guru kejuruan dan teknisi hingga 2021. Hasil pelatihan tersebut kemudian disalurkan kepada 630 guru lain dan 12.500 siswa SMK yang tersebar di seluruh Indonesia.
Kolaborasi publik dan swasta
Duta Besar Prancis untuk Indonesia Olivier Chambard menyatakan, kerja sama pemerintah Prancis, Indonesia, dan Schneider Electric merupakan sebuah kolaborasi publik-swasta yang komprehensif di sektor pendidikan dan relevan dengan kebutuhan industri masa depan.
“Pemerintah Prancis senang dapat ikut andil dalam pengembangan sistem pendidikan kejuruan di Indonesia. Kami berterima kasih kepada para ahli kelistrikan yang telah menjadi tenaga pelatih, Schneider Electric Foundation, dan Schneider Electric Indonesia atas transfer teknologi serta pengalamannya,” ujar Olivier.
Baca juga: Hannover Messe 2022, Schneider Electric, dan Digitalisasi
Sebagai informasi, kemitraan Schneider Electric Global bersama pemerintah Prancis di bidang pendidikan telah berlangsung selama 50 tahun dan berfokus pada pelatihan bagi tenaga pengajar, siswa tingkat kejuruan dan perguruan tinggi, serta penyediaan teknologi.
Cluster President Schneider Electric Indonesia and Timor Leste Roberto Rossi mengatakan, Schneider Electric terus berkomitmen untuk menjadi industry knowledge partner dalam transformasi ekosistem pendidikan yang bermanfaat bagi generasi mendatang.
“Misi kami adalah mempersiapkan ahli kelistrikan menghadapi tantangan masa depan dan menjadi mitra strategis dalam membangun sektor pendidikan yang berkelanjutan, sesuai dengan perkembangan dunia industri,” ujar Roberto.
Baca juga: Schneider Electric Dukung Digitalisasi Rumah Sakit di Indonesia
Roberto juga menekankan urgensi transformasi sektor pendidikan untuk mengatasi isu prioritas dunia yang saat ini tengah dibahas di Presidensi G20 Indonesia, yaitu transformasi digital dan transisi energi berkelanjutan.
“Teknologi yang memungkinkan transformasi industri dan transisi energi bersih telah ada saat ini. Penentu kesuksesannya ada pada SDM yang mengoperasikannya. Untuk itu, perlu adanya upaya berkelanjutan untuk mendukung pembangunan SDM,” jelas Roberto.
Kepercayaan dari industri
Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendikbudristek Suharti mengatakan bahwa pihaknya mengapresiasi komitmen Pemerintah Prancis melalui Schneider Electric untuk terlibat dalam menghasilkan lulusan vokasi berkualitas.
“Kami berharap, ke depan akan semakin banyak industri yang menjadikan SMK sebagai bagian dari daya saing peningkatan ekonomi dan produktivitasnya,” tutur Suharti dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Jumat (3/6/2022).
Baca juga: Edge Computing Jadi Kunci Perusahaan Melakukan Transformasi Digital
Keterlibatan serta partisipasi dari pemerintah Prancis dan Schneider Electric, lanjutnya, menjadi bukti bahwa SMK mendapatkan kepercayaan dari industri berskala internasional.
“Kerja sama yang dibangun merupakan bentuk diplomasi kedua negara. Oleh sebab itu, poin-poin kerja sama harus bersifat saling menguntungkan. Kami meyakini bahwa vokasi di Indonesia mampu memberikan sumbangsih pada pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan daya saing di kancah global,” kata Suharti.
Suharti meyakini bahwa program link and match yang diprakarsai kedua belah pihak tersebut mampu menjadi katalis revitalisasi SMK. Revitalisasi ini dimulai dari perencanaan melalui sinkronisasi kurikulum, pemenuhan peralatan, penyediaan ruang praktik, guru tamu, optimalisasi magang kerja, uji sertifikasi berstandar industri, hingga penerimaan lulusan SMK.
“Koordinasi dan kolaborasi antara SMK, pemerintah pusat, pemerintah daerah, industri, pemerintah Prancis, dan orang tua murid yang solid menjadi solusi mengatasi tantangan kebutuhan tenaga kerja pada masa kini dan masa depan, serta bagi lulusan yang akan menjadi wirausahawan,” imbuh Suharti.