Ciptakan Teknologi Turbin, Pelajar Indonesia Juara Kompetisi Schneider Go Green Tingkat Asia Timur dan Jepang
Pemimpin transformasi digital dalam pengelolaan energi dan automasi, Schneider Electric, dengan bangga mengumumkan terpilihnya Tim SmartFOCS dari Indonesia sebagai Juara Pertama Schneider Go Green tingkat Asia Timur dan Jepang.
Setelah mengalahkan perwakilan tim dari 5 negara, Tim SmartFOCS berhasil lolos dan mengantongi tiket untuk berkompetisi di tingkat global menghadapi 7 perwakilan regional dari seluruh dunia.
Mengusung ide pengembangan Smart Floating Ocean Current dan Solar Hybrid Generation Power System (SmartFOCS Power), Tim SmartFOCS terdiri dari Yusiran, Herviyandi Herizal, dan Sagaria Arinal Haq dari Institut Teknologi Bandung (ITB).
Baca juga: Tak Hanya Smart Home, Smart Living Kian Menjadi Tren Gaya Hidup Saat Ini
Melalui inovasi yang dihasilkan, mereka menawarkan solusi penyediaan akses listrik melalui pemanfaatan energi baru terbarukan, terutama bagi masyarakat pesisir.
Teknologi SmartFOCS Power ciptaan Tim SmartFOCS mengintegrasikan pembangkit listrik fotovoltaik terapung dan turbin arus laut untuk menghasilkan energi yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik pulau-pulau kecil yang sulit diakses oleh PLN.
Dengan hadirnya listrik, diharapkan dapat memberikan efek ganda bagi masyarakat pesisir untuk meningkatkan kesejahteraannya.
Baca juga: Transformasi Energi Bersih pada Sektor Infrastruktur Kelistrikan
Ide menggabungkan tenaga surya dan turbin diawali dari kisah salah satu anggota Tim SmartFOCS yang mengalami kesulitan memperoleh akses listrik di desa tempat tinggalnya yang berlokasi di Selat Kongki, Kepulauan Riau.
Hingga pada 2021, ketiganya melakukan proyek percobaan di desa tersebut dengan memasang prototype SmartFOCS Power 3KVA dan telah berhasil mengaliri listrik untuk 16 rumah tangga di desa tersebut. Ide ini kemudian dibawa oleh mereka untuk mengikuti kompetisi Schneider Go Green.
Cluster President Schneider Electric Indonesia and Timor Leste Roberto Rossi mengatakan, Indonesia sangat kaya dengan sumber energi terbarukan.
Baca juga: Peran Edge Computing dalam Pengembangan Metaverse
“Ide-ide inovatif seperti Tim SmartFOCS yang dapat memaksimalkan potensi sumber energi untuk kepentingan masyarakat luas dan kelestarian lingkungan perlu mendapatkan panggung yang dapat membuka peluang kolaborasi,” jelas Roberto.
Sebagai informasi, Schneider Go Green merupakan salah satu program pengembangan bakat dan mentoring yang diinisiasi oleh Schneider Electric sejak 2010.
Schneider Go Green merupakan kompetisi global yang diperuntukkan bagi mahasiswa/i untuk menumbuhkan minat dan memfasilitasi generasi muda untuk ikut ambil bagian mencari solusi dalam pengelolaan energi dan automasi industri yang efisien dan berdampak positif terhadap lingkungan.
Baca juga: Tim SmartFOCS dari ITB, Pemenang Indonesia Schneider Go Green 2022
Pada 2022, Schneider Go Green menambahkan satu kategori baru yaitu Supply Chain of the Future guna melengkapi cakupan kategori kompetisi yang sudah ada, di antaranya De[coding] the Future, Access to Energy, Homes of the Future, Plants of the Future, dan Grids of the Future.
Dalam penyelenggaran kompetisi, Schneider Electric memberikan panggung bagi generasi muda perempuan untuk menunjukkan kemampuannya. Schneider Go Green mewajibkan setiap tim harus memiliki sedikitnya satu peserta perempuan.
Adapun peserta yang bisa berkompetisi merupakan mahasiswa/i yang sedang mengambil studi S1 maupun S2 di bidang studi Business, Computer Sciences, Engineering, Math, dan Marketing and Innovation.
Baca juga: Upaya Percepatan Target Emisi Nol Bersih di Indonesia dari Schneider Electric
Perwakilan Tim SmartFOCS Yusiran mengungkapkan rasa terima kasihnya atas dukungan, bimbingan, dan fasilitas yang diberikan oleh Schneider Electric Indonesia.
Menurutnya, Schneider Go Green tidak hanya menjadi ajang bagi kami untuk memperkenalkan solusi SmartFOCS Power, kami juga mendapatkan pengetahuan baru dan akses teknologi yang membantu kami mengembangkan SmartFOCS Power lebih efisien dan sustainable.
“Ke depannya, kami akan terus mengembangkan fitur-fitur dan meningkatkan skala SmartFOCS Power dengan kapasitas yang lebih besar agar dapat dinikmati oleh lebih banyak masyarakat yang saat ini belum memperoleh akses listrik,” kata Yusiran.
Teknologi SmartFOCS Power diyakini memiliki potensi bisnis untuk masyarakat pesisir, mulai dari budidaya ikan di keramba jaring apung, cold storage, hingga desalinasi air laut. Teknologi ini juga bisa menekan emisi karbon dua kali lipat lebih besar dari Solar PV Offgrid.