3 Langkah Mudah UMKM Memulai Transformasi Digital

Alek Kurniawan
3 min readJun 12, 2022

--

Data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) pada 2021 menunjukkan, jumlah pelaku UMKM di Indonesia mencapai 64,2 juta dengan kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 61,07 persen.

UMKM juga mampu menyerap 97 persen dari total angkatan kerja dan mampu menghimpun hingga 60,42 persen dari total investasi di Indonesia.

Padahal, di tengah pandemi Covid-19 yang berkecamuk, pelaku UMKM menghadapi tantangan dari berbagai sisi, seperti gangguan dalam rantai pasokan, menurunnya permintaan lokal dan internasional, perubahan perilaku konsumen, serta kekurangan tenaga kerja.

Baca juga: Pemerintah Indonesia dan Prancis Sepakat Bangun SDM Pendidikan Vokasi

Sebagian besar pelaku UMKM mungkin telah mengetahui pentingnya mempersiapkan usaha mereka untuk menghadapi kondisi-kondisi tidak terduga, tetapi tidak banyak yang bersiap untuk mengantisipasi terjadinya krisis global pandemi.

Oleh karena itu, pelajaran yang dapat dipetik dari pandemi Covid-19 adalah pentingnya menerapkan sistem manajemen risiko yang memberikan ruang lebih untuk fleksibilitas dan desentralisasi pada seluruh proses operasional, termasuk model rantai pasokan.

Kondisi saat ini memang tengah berangsur pulih. Aktivitas ekonomi mulai kembali bergejolak. Pelaku usaha juga mulai mencari peluangnya untuk melesat dengan meramu ulang strategi bisnis. Namun, pelaku usaha perlu mengingat pelajaran penting dari krisis Covid-19.

Baca juga: Hannover Messe 2022, Schneider Electric, dan Digitalisasi

Keberhasilan perusahaan bertahan dalam jangka waktu panjang di masa krisis terletak pada kemampuan perusahaan untuk cepat beradaptasi dan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan ketahanan bisnisnya.

Elektrifikasi, automasi bisnis, dan digitalisasi proses kerja bukanlah sebuah opsi, melainkan sebuah kebutuhan yang cepat atau lambat harus diterapkan.

Pertanyaan selanjutnya adalah apa yang harus dipahami pelaku UMKM agar transformasi digitalnya dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi bisnisnya. Menurut Schneider Electric, berikut langkah yang mesti dilakukan pelaku UMKM.

1. Mulai dari yang kecil dan rasakan manfaatnya

Langkah pertama adalah melakukan identifikasi proses dalam rantai produksi. Terapkan digitalisasi mulai dari hal terkecil dan rasakan manfaatnya. Anda perlu melibatkan tim dalam tahap perencanaan dan implementasi ini.

Dengan cara ini, Anda akan memberikan energi positif bagi mereka untuk menjadi bagian dari proses transformatif yang pada akhirnya akan meningkatkan keterampilan dan pola pikir mereka.

2. Tetapkan beberapa tujuan dan area yang membutuhkan teknologi automasi

Salah satu contohnya adalah mengakomodasi proses produksi agar lebih tepat waktu. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan konsistensi yang lebih tinggi.

Alhasil, Anda bisa menghemat biaya atau meningkatkan kapasitas, meningkatkan waktu untuk melakukan riset pasar, meningkatkan reputasi Anda sebagai pemasok, dan fokus pada peningkatan keselamatan serta kesehatan di lingkungan kerja.

3. Lakukan pengawasan dan pastikan adanya dukungan pasca-implementasi

Pelayanan berupa dukungan dan pemeliharaan sangat penting. Apakah penyedia teknologi automasi yang Anda gunakan memberikan garansi? Apakah ada ketersediaan suku cadangdan bantuan teknis saat dibutuhkan?

Apakah terdapat pra-pelatihan terkait kompetensi yang dibutuhkan dan apakah ada kursus sertifikasi yang dapat diambil untuk menjadi bagian dari proses automasi? Terdapat beberapa tahapan dalam implementasi dan setiap tahapan berperan penting.

Baca juga: Schneider Electric Dukung Digitalisasi Rumah Sakit di Indonesia

Sebagai perusahaan yang fokus pada transformasi digital dalam pengelolaan energi dan automasi, Schneider Electric telah banyak membantu pelaku usaha dalam perjalanan transformasi digitalnya.

Schneider Electric memiliki Automation Starter Pack yang mencakup layanan, hardware, dan software untuk UMKM, yaitu SME Jumpstart Automation Package.

SME Jumpstart Automation Package memanfaatkan teknologi augmented reality (AR) dan pemantauan berbasis cloud untuk meningkatkan manajemen serta pemeliharaan mesin.

Teknologi tersebut juga membantu pelaku UMKM memulai perjalanan automasinya, mulai dari mendigitalisasi database berbasis hardcopy menjadi database online, memungkinkan pelacakan kinerja secara jarak jauh, hingga membantu UMKM memastikan bahwa proses transformasi mereka berkelanjutan.

--

--

Alek Kurniawan
Alek Kurniawan

No responses yet