Membangun Data Center Lebih Tangguh dengan Kekuataan AI dan Machine Learning

Alek Kurniawan
3 min readJan 11, 2021

--

Data center bisa menafaatkan AI dan Machine Learning untuk mengoptimalkan kinerja.

Pertumbuhan pasar data center global diperkirakan akan terus meroket hingga 304,87 juta dollar AS pada 2020–2024. Pertumbuhan tercepat terjadi di kawasan Asia Pasifik.

Perusahaan pemeringkat saham dan obligasi asal Amerika Serikat S&P merilis studi bahwa kawasan Asia Pasifik akan mencapai peningkatan pasar data center sekitar 10 persen compound annual growth rate (CAGR) pada 2017–2022.

Perencanaan untuk meningkatkan infrastruktur data center dengan pemanfaatan teknologi artificial intelligence (AI) dan otomasi pun semakin menjadi prioritas banyak perusahaan. Hal itu bertujuan mendorong efisiensi operasional dan ketahanan bisnis.

Baca juga: Berbasis Cloud, EcoStruxure Plant Advisor Bantu Operasional Pabrik Lebih Efisien

Business Vice President Secure Power Schneider Electric Indonesia & Timor Leste Yana Achmad Haikal mengatakan, kondisi pandemi Covid-19 mendorong perusahaan semakin tertarik pada teknologi prediktif dan kapabilitas jarak jauh untuk data center mereka.

“Pasalnya, teknologi tersebut mampu membantu departemen teknologi informasi (TI) memprediksi gangguan yang tidak direncanakan,” jelas Yana.

Menurut perusahaan analisis Aberdeen Research, gangguan bisnis berpotensi merugikan perusahaan sekitar 260.000 dollar AS per jam, tergantung jenis industrinya.

Selama bertahun-tahun, AI dan pembelajaran mesin (machine learning) telah mengalami perkembangan besar.

Dalam hal data center, algoritma yang telah dibangun untuk otomasi dan pemeliharaan prediktif menjadi lebih disempurnakan sehingga memungkinkan tim TI lebih fokus pada strategi perencanaan dibandingkan mengerjakan tugas yang bersifat rutinitas.

Baca juga: 3 Tren Teknologi Tahun 2021, Otomatisasi Punya Peran Penting!

“Algoritma memanfaatkan data historis untuk memprediksi segala gangguan dengan lebih akurat saat pemeliharaan dibutuhkan,” jelas Yana.

Algoritma tidak hanya dapat memberikan peringatan kepada departemen TI mengenai kemungkinan terjadi kegagalan, sistem cerdas ini juga dapat meminimalisasi kemungkinan kegagalan berkat model pemeliharaan prediktif berbasis data.

“Situasi pandemi menyadarkan perusahaan yang masih mengandalkan staf pendukung data center bahwa kondisi yang tak terduga ini menyebabkan ruang gerak mereka menjadi terbatas dan tidak memiliki visibilitas ke dalam operasional data center,” ujar Yana.

Menurut Yana, perusahaan bisa memanfaatkan platform manajemen berbasis cloud generasi terbaru, seperti EcoStruxure IT with Public API. Dengan platform tersebut, staf TI dapat mengelola data center dari jarak jauh dan dengan cara yang jauh lebih aman.

Perusahan juga bisa meningkatkan kecerdasan dan otomasi infrastruktur data center agar jadi lebih andal dan efisien, baik dalam hal konsumsi maupun pengelolaan energi.

Baca juga: Data Center Wajib Manfaatkan Energi Terbarukan Demi Bumi yang Hijau

Berdasarkan data Departemen Energi Amerika Serikat, pemeliharaan prediktif (yang memungkinkan untuk melakukan perbaikan perangkat fasilitas sebelum terjadi kerusakan) dapat menghemat biaya sekitar 8–12 persen dibandingkan pemeliharaan preventif yang secara teratur dijadwalkan.

Selain itu, pemeliharaan prediktif juga lebih hemat 40 persen dibandingkan perawatan reaktif. Perawatan reaktif merupakan sebuah tindakan yang dilakukan tim TI saat peralatan atau sistem sudah terganggu.

AI dan pembelajaran mesin akan mendukung manajemen infrastruktur data center. Disrupsi teknologi seperti ini akan mengintegrasikan manusia dan mesin dalam mengelola data center digital.

“Seiring dengan kemajuan transformasi digital, kita akan melihat data center berkembang berdasarkan pengalaman dunia nyata dan didorong oleh permintaan akan tingkat profitabilitas yang semakin tinggi dari perusahaan”, kata Yana.

Untuk membantu perusahaan dalam membangun ekosistem data center yang pintar, andal, berkelanjutan, dan ramah lingkungan, Schneider Electric juga menghadirkan solusi teknologi EcoStruxure for Data Centers.

Pemanfaatan teknologi data center pintar dan energi baru terbarukan dalam penerapan edge computing dapat memperkuat kemampuan pelaku industri dalam menjawab kebutuhan komunitas bisnis akan akses data yang semakin cepat dan terintegrasi, koneksi internet yang stabil, keamanan data, dan meningkatkan efisiensi konsumsi energi serta biaya operasional.

Solusi EcoStruxure for Data Center dari Schneider Electric mengintegrasikan manajemen listrik, gedung dan TI sehingga klien dapat memperoleh pemahaman menyeluruh terhadap performa data center-nya dan membantu pengambilan keputusan yang tepat berbasis data real-time.

Didukung oleh staf dan mitra terbaik, solusi tersebut telah banyak membantu transformasi digital perusahaan dan terbukti dapat meningkatkan efisiensi konsumsi energi hingga 38 persen, efisiensi biaya energi hingga 30 persen, peningkatan produktivitas hingga 60 persen, dan data center uptime hingga 100 persen.

--

--

Alek Kurniawan
Alek Kurniawan

No responses yet