Maksimalkan Potensi AI, Schneider Electric Launching Panduan Desain Data Center

Alek Kurniawan
3 min readSep 25, 2023

--

Pemanfaatan artificial intelligence (AI) secara global diproyeksikan akan terus meningkat dengan laju pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 26–36 persen pada 2028.

Menurut studi yang dirilis oleh firma konsultan Kearney, Indonesia bahkan memiliki potensi peningkatan ekonomi pada 2030 mencapai 366 miliar dollar AS atau Rp 5.371 triliun jika menerapkan AI pada semua lapangan usaha.

Secara horisontal, perkembangan AI ini akan berdampak pada peningkatan permintaan daya di data center. Permintaan kebutuhan energi pun diproyeksikan akan meningkat.

Baca juga: Manfaat Bangunan Cerdas dan Hijau terhadap Lingkungan

Disrupsi AI memang telah membawa perubahan dan tantangan yang signifikan dalam desain dan operasi data center.

Saat ini, pemanfaatan AI semakin luas dan berdampak pada ragam sektor industri, mulai dari manufaktur, keuangan, perawatan kesehatan, transportasi, hingga hiburan.

Kondisi tersebut pada akhirnya berdampak pada permintaan daya pemrosesan yang lebih tinggi. Guna menanganinya, data center harus beradaptasi secara efektif untuk memenuhi kebutuhan daya yang terus berkembang dari aplikasi berbasis AI.

Hal itulah yang mendasari perusahaan transformasi digital dalam pengelolaan energi dan automasi, Schneider Electric, meluncurkan panduan berjudul Disrupsi AI: Tantangan dan Panduan untuk Desain Data Center.

Baca juga: Praktik Terbaik Industri Menurunkan Tagihan Energi

Panduan cetak biru tersebut memaparkan beberapa pertimbangan utama terkait empat kategori infrastruktur fisik, yaitu daya, pendinginan, rak, dan perangkat lunak.

Pada era AI seperti sekarang, panduan terbaru Schneider Electric membuka jalan bagi bisnis untuk merancang data center yang tidak hanya mampu mendukung AI, tetapi juga dioptimalkan sepenuhnya untuk AI.

Panduan ini memperkenalkan konsep-konsep inovatif dan praktik-praktik terbaik, yang sekaligus memposisikan Schneider Electric sebagai pelopor dalam evolusi infrastruktur data center.

Baca juga: Sustainability School Schneider Electric Bisa Diakses Gratis, Saatnya Percepat Target Karbon Netral

Aplikasi AI sangat intensif dalam hal komputasi dan membutuhkan daya pemrosesan dalam jumlah besar yang disediakan oleh graphic processing unit (GPU) atau akselerator khusus AI. Hal ini memberikan beban yang signifikan pada daya dan infrastruktur pendingin data center.

Seiring dengan meningkatnya biaya energi dan pemenuhan kepatuhan terhadap praktik sustainability, data center harus berfokus pada perangkat keras yang hemat energi, seperti sistem daya dan pendingin berefisiensi tinggi, serta pemanfaatan sumber daya terbarukan untuk membantu mengurangi biaya operasional dan jejak karbon.

Membuka potensi penuh AI

Panduan data center untuk AI dari Schneider Electric mengeksplorasi titik temu antara AI dan infrastruktur data center, yang membahas pertimbangan-pertimbangan utama seperti:

· Panduan tentang empat atribut dan tren AI utama yang mendukung tantangan infrastruktur fisik dalam hal daya, pendinginan, rak, dan manajemen perangkat lunak.

· Rekomendasi untuk menilai dan mendukung kepadatan daya rak yang ekstrem pada server pelatihan AI.

· Panduan untuk mencapai transisi yang sukses dari pendingin udara ke pendingin cair untuk mendukung peningkatan daya desain termal beban kerja AI.

· Rekomendasi spesifikasi rak untuk mengakomodasi server AI yang membutuhkan daya tinggi, manifold dan pipa pendingin, serta kabel jaringan dalam jumlah besar dengan lebih baik.

· Panduan dalam menggunakan manajemen infrastruktur data center (DCIM), sistem manajemen daya listrik (EPMS), dan perangkat lunak sistem manajemen gedung (BMS) untuk menciptakan digital twin dari data center, operasional, dan manajemen aset.

· Outlook tentang teknologi baru dan pendekatan desain untuk membantu mengatasi evolusi AI.

Untuk informasi lebih lanjut tentang solusi dan keahlian pusat data AI Schneider Electric, silakan kunjungi website Schneider Electric.

--

--

Alek Kurniawan
Alek Kurniawan

No responses yet